Diskursus Studi Islam di Perguruan Tinggi

Rp 120.000

Kategori:

Deskripsi

Judul Buku: Diskursus Studi Islam di Perguruan Tinggi

Penulis: Junaidi. Editor: Ahmad Jauhari

Cetakan: 1, 2022
vi+ 312 hlm; 15 x 23 cm
39-jivaloka-publishing
ISBN: 978-623-5291-04-8 (Cetak)
ISBN: 978-623-5291-17-8 (Digital)
Harga: Rp. 85.000,-

 

SINOPSIS

 

Pendidikan agama Islam disingkat PAI di program strata satu atau setingkat sarjana, setidaknya ada tiga indikator yang harus terpenuhi untuk mendapatkan hasil pendidikan dengan tujuan yang maksimal. Indikator-indikator yang dimaksud adalah tenaga edukatif (dosen), eksistensi mahasiswa (pembelajar) dan ketiga adalah buku pegangan atau buku ajar yang berkaitan dengan ilmu yang sedang dipelajari. Para dosen adalah tenaga edukatif yang mempunyai kapabilitas, akseptabilitas, elektabilitas dan profesionalisme yang tinggi, baik secara teoritis keilmuan atau pengalaman dalam mendidik. Dengan kompetensi ini diharapkan nantinya para mahasiswa dapat mengakses ilmu secara paripurna dan mendialogkannya secara runut, runtut dan bertanggungjawab.

 

Keberadaan mahasiswa adalah insan terdidik yang akan siap belajar dalam sebuah proses pembelajaran secra kontiniu dan berkesinambungan serta kredible dalam konsistensinya mencari, mempertanyakan dan “meragukan” ilmu tersebut sehingga muncul rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sebuah ilmu pengetahuan. Esensi buku ajar adalah kumpulan ilmu yang terpadu, terprogram, terstruktur yang berisi materi yang bersifat integral-komprehensif sebagai ujung tombak bagi mahasiswa dalam mencari ilmu pengetahuan.

 

Dalam buku ajar agama ini diperkaya dengan bahan atau materi ajar yang tersistematis, terstruktur dan ilmiah yang berkualitas dalam membantu para mahasiswa agar tidak kesulitan dalam mencari refrensi bahan kuliah atau para dosen. Dalam buku ini sengaja diselipkan bahan latihan, tugas harian atau tugas tatap muka secara kontiniu dan selanjutnya akan diukur kemampuan mahasiswa dari tidak tahu menjadi ahun.

 

Dengan adanya, bahan buku ajar studi Islam ini diharapkan kepada mahasiswa untuk dapat menunjang progran wajib belajar. Silabi yang tersusun dalam buku ajar ini, dibagi dalam tiga komponen dasar yaitu aspek kognitif yang termuat dalam Bab satu sampai Bab empat, kedua, aspek afektif; aspek ini termaktub dalam Bab lima sampai Bab sembilan, dan ketiga, aspek psikomotorik yaitu aspek yang berkaitan langsung dengan pemberdayaan dan nilai guna dalam mempelajari, memahami dan menganalisis aspek pembelajaran tersebut menjadi nilai-nilai hidup dan kehidupan. Umat Islam Indonesia masih merasa “asing” di rumahnya sendiri. Inilah yang seharusnya pertama sekali yang mengalami perubahan.

 

Sebagai contoh saja, pengkajian ilmu-ilmu yang dikaji IAIN dulunya, sekarang berubah menjadi UIN dibagi ke dalam 5 (lima) fakultas, yaitu: Fakultas Ushuluddin : Teologi, Al-Qur’an dan hadits. Dakwah : Aktifitas penyebaran Islam. Syari’ah : Kajian tentang ilmu hukum Islam. Tarbiyah : Ilmu pendidikan. Adab : Sastra dan kebudayaan Islam. Atas dasar pengelompokan tersebut, sebenarnya hanya fakultas Ushuluddin yang membutuhkan metode pendekatan tersendiri karena ia bersifat ilmu pengetahuan spekulatif dan secara otomatis ia tidak termasuk ke dalam ilmu sosial kemanusiaan yang empiris. Sedangkan empat fakultas lainnya tergolong kepada ilmu-ilmu empiris. Pengkajian agama harusnya dibedakan dari studi Islam. Pengkajian agama adalah sarana bagi pendidikan keimanan suatu agama. Pengkajian agama Islam adalah upaya pendidikan tentang keimanan. Sedangkan studi Islam adalah pengkajian terhadap segala ilmu yang diperlukan oleh seorang muslim dalam kehidupan dunia dan akhirat.

 

Demikianlah, buku ini disusun dan hadir ke hadapan pembaca budiman sebagai media transformasi kajian keilmuan keislaman yang humanis, inklusif dan harmonis. Tema-tema yang ada dalam buku ini disesuaikan dengan dinamika perkembangan kebutuhan dan persoalan kemanusiaan dan umat beragama di Indonesia. Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara, khususnya para pecinta ilmu dan mahasiswa secara khusus.