Habitus Religius: Sekolah Sebagai Dasar Pembentukan Karakter

Rp 65.000

Kategori:

Deskripsi

Judul Buku: Habitus Religius: Sekolah Sebagai Dasar Pembentukan Karakter
Penulis: I Nyoman Sueca & Ketut Nuasa; Editor, Ahmad Jauhari
Cetakan: 1, 2021
vi+ 250 hlm; 14 x 20 cm
23-jivaloka-publishing
ISBN: 978-623-95831-2-5 (Cetak)
ISBN: 978-623-95831-3-2 (Digital)
Harga: Rp. 65.000,-

 

SINOPSIS

 

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan karakter melalui budaya sekolah mencakup pelbagai kegiatan oleh kepala sekolah, guru konselor, dan tenaga administrasi. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat antar anggota masyarakat sekolah saling berinteraksi. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di kelas tidak terlepas dari berbagai kegiatan lain di luar kelas atau bahkan diluar sekolah. Di dalam kelas, guru memperkenalkan nilai-nilai yang dikembangkan selama proses pembelajaran, lantas guru menuntun peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Penguatan pendidikan karakter religius dalam proses pembelajaran di kelas, tidak terlepas dari berbagai kegiatan di luar kelas atau bahkan di luar sekolah.

 

Pendidikan karakter bermakna lebih tinggi dari pendidikan formal, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar dan salah, tetapi perihal menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik punya kesadaran, dan pemahaman tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan budaya sekolah yang dilakukan guru di Sekolah Dasar Negeri 3 Sukawati adalah upaya oleh warga sekolah yang diarahkan oleh Kepala sekolah untuk mewujudkan suasana dan kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa dalam belajar sesuai kemampuan.

 

Penguatan karakter religius siswa dibangun oleh warga sekolah perlu diciptakan melalui pembentukan suasana belajar kondusif dalam lingkungan sekolah termasuk di lingkungan kelas. Secara eksplisit faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas dalam pengembangan budaya sekolah sebagai penguatan pendidikan karakter religius siswa di Sekolah Dasar Negeri 3 Sukawati antara lain adalah kompetensi guru, metode pembelajaran yang dipakai, kurikulum, sarana dan prasarana, serta lingkungan pembelajaran di lingkungan alam, psikologi, dan budaya.

 

BIOGRAFI PENULIS

 

Prof. Dr. I Nyoman Sueca, S.Ag., M.Pd, lahir pada 31 Desember 1964. Pendidikan Sarjana-nya dalam Pendidikan Agama Hindu, dari STAH Parama Dharma Denpasar, lulus tahun 1998. Lantas S2 Program Studi Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya lulus tahun 200. Tingkat Doktoral (S3) Program Studi Pendidikan Agama Hindu Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar lulus tahun 2015. Ia kini menjadi Dosen tetap di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar pada Fakultas Dharma Acarya. Saat ini penulis juga menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

 

Drs. I Ketut Nuasa. M.Ag lahir di Desa Lod Tindih Ubud, Gianyar pada 7 Januari 1961. Saat ini tinggal di Jl. KH Ahmad Dahlan, No. 17 Pagesangan Indah, Mataram, NTB. Sekolah Dasar ditamatkan di SDN 1 Mawang tahun 1973, Sekolah Menengah Pertama di SMA Taman Pendidikan 45 Denpasar tahun 1980, S1 tamat di IHDN Denpasar tahun 1988, S2 di IHDN Denpasar Jurusan Brahma Widya tahun 2006. Penulis bersama istri Dra. Ni Ketut Miasih, punya empat orang anak yang semuanya telah sukses, yakni: dr. Ni Luh Putu Anggreni, dr. Ni Kadek Putri Dwi Jayanti, Ni Komang Dhana Gitaiswari, S.Ked, dan Krisna Ananda Putra.

 

Riwayat pekerjaannya yakni, tahun 1989-1991 diangkat menjadi pegawai di Dirjen Bimas Hindu dan Budha, Kemenag RI Jakarta. Pada tahun 1992 – 1993 pindah ke Mataram menjadi Guru PGA Hindu Negeri Mataram. Tahun 1999-2003 mutasi ke Jabatan Struktural menjadi Kasi Bimas Hindu Kemenag Kabupaten Lombok Barat. Tahun 2004-2013 mutasi menjadi Kepala Bidang Bimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 2012 memperoleh tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Tahun 2013-sekarang menjadi dosen Agama Hindu pada Jurusan Dharma Sastra STHAN Gde Pudja Mataram.