Deskripsi
Judul Buku: Islam Kejawen: Religiusitas Inklusif Adat Trah Bono Keling Perspektif Etnografis
Penulis: Musa Ahmad & Umi Fadilah; Editor Achmad Machrus Muttaqin
Cetakan: 1, 2021
vi+ 250 hlm; 14 x 20 cm
32-jivaloka-publishing
ISBN: 978-623-97568-1-9 (Cetak)
ISBN: 978-623-97568-2-6 (Digital)
Harga: Rp. 85.000,-
SINOPSIS
Inklusivitas memang menjadi ciri dari trah Kiai Bono Keling di Kalikudi yang menekankan kebaikan dan kebersamaan sambil tetap melakukan ritual keagamaan didasarkan atas ajaran leluhur. Namun karena proses internalisasi dan ekternalisasi ajaran yang hanya menggunakan jiping (ngaji kuping) dan turki (tuture kaki) maka ada proses penyerderhanaan keberagamannya. Tanpa dengan kritis mencari referensi ajaran keagamaannya maka ada stegnasi dalam pengembangan teologis dan tradisi keagamaannya.
Ekpresi inklusivitas dalam kehidupan keseharian memang itu merupakan ekpresi keberagaman kamunitas trah Bono Keling Kalikudi. Ini terjadi karena keberagamaan dalam termonologi komunitas trah Bono Keling Kalikudi merupakan ijtihad sosial dalam menterjemahkan konsep ’teologi kebaikan’ yang menjadi hidup apabila diperlakukan untuk pribadi dan kebersamaan baik untuk individu, keluarga maupun komunitas lebih luas. Ijtihad politik adalah berupa kebaikan yang tidak dibingkai oleh doktrin melainkan hanya bisa ketika diterjemahkan dalam prilaku sosial.
Didalam mempertahankan inklusivitas dalam kehidupan individu dan kelompoknya para penghayat selalu menggunakan musyawarah didalam pasemuan, sehingga apapun yang menjadi didalam dinamika anggota dapat dibahas dan beri solusi dalam kegiatan-kegiatan kemsyarakat komunitas penghayat trah Bono Keling Kalikudi Ini. Keterbukaan yang sudah menjadi bagian ritual akan menjaga inklusifitas sekaligus menjaga keberadaan komunitas oleh karena keterbukaan sebagai perekat komunitas trah Bono Keling Kalikudi mempertahankan diri.
Bentuk ekternalisasi komunitas trah Bono Keling dalam mempertahankan inklusifitas di komunitas lebih luas adalah melakukan gerakan untuk memperoleh pengakuan desa adat di Kalikudi dengan membuat icon bagi desa Kalikudi sebagai desa Inklusi. Pengakuan ini merupakan pengakuan eksistensi komunitas pasemuan disatu sisi juga pengakuan atas desa inklusi sebagai gerakan bersama antara komunitas trah Bono Keling dan masyarakat yang lebih luas di desa Kalikudi.