Mengapa Aku Diuji?

Rp 75.000

Kategori:

Deskripsi

Judul Buku: Mengapa Aku Diuji?

Penulis: Ismail Marzuki; Editor: Ahmad Jauhari Cetakan: 1, 2022
vi+ 110 hlm; 15 x 23 cm
56-jivaloka-publishing
ISBN : 978-623-5291-40-6 (Cetak)
ISBN : 978-623-5291-41-3 (Digital)
Harga: Rp. 75.000,-

 

SINOPSIS

 

Pertama, ikuti petunjuk yang ada dalam Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia khusunya yang beriman dan bertakwa. Sama halnya diawali oleh Rasul seperti pada ayat di atas. Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Ada orang yang gemar baca sholawat sehingga ia selalu tenang dalam hidupnya, dan begitu juga orang-orang yang sering belajar, membaca, dan mentadaburi Al-Qur’an. Maka lama kelamaan kunci kehidupan tersingkap untuknya, karena berinteraksi dengan Al-Qur’an itu berarti kita sedang bercakap-cakap dengan kalam-Nya dan banyak orang yang mengalami ujian dengan berat, lalu Allah mudahkan lantaran membaca Al-Qur’an. Ketika kita pengap dengan gejala ujian yang tak dapat dibendung maka Allah tenangkan, ademkan di hati kita. Sehingga akal fikiran kita mampu berfikir jernih untuk dapat menyelesaikan ujian-ujian yang berat ini. Jika anda tersesat dalam suatu tempat dan anda tidak memiliki peta maka tentu anda semakin sulit, buta tak tahu harus kemana ia melangkah. Begitu juga dengan orang-orang yang memegang Al-Qur’an sebagai peta hidupnya, maka apa pun yang dihadapinya tentu ia tau sebab buku panduan manualnya sudah terangkum dalam Al-Qur’an.

 

Kedua, ikuti petunjuk yang ada dalam hadits dan sunah nabi Muhammad SAW, karena Allah telah berikan contoh manusia paripurna untuk diikuti oleh kita sebagai manusia apalagi sebagai umatnya. Kita bisa melihat orang-orang yang mengikuti Nabi, ia akan diberi kunci-kunci kemudahan untuk melewati dan menghadapi ujian-Nya. Karena Nabi telah mencontohkan hal itu saat didera ujian-ujian yang kepada-Nya dan hal ini pun terasa oleh kalangan sahabat. Bukankah Nabi pernah berkata bahwa beliau telah mewariskan 2 pusaka yang barangsiapa mengikuti maka ia tidak akan tersesat selama-lamanya, yakni Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Kedua kunci dari ujian berat ini di dalamnya ada perintah dan larangan, dan ada solusi dari setiap masalah yang dialami manusia, sebab ujian datang tidak lain karena ada perintah yang harus dilakukan, da ada larangan yang harus dijauhi. Lantas kita sebagai orang yang berfikir, jika sudah ada solusi, mengapa kita tidak mau mengambil pelajaran dari keduanya?

 

Marilah sadar, di dalam dua pusaka tersebut ada pula kisah bagaimana orang-orang sholeh terutama para Nabi dan Rasul mengahadapi ujian yang berat dan terlihat jelas solusi yang Allah berikan kepadanya. Lalu maukah kita ikuti keduanya. Kedua kunci hidup untuk menghadapi ujian suah ada, apakah kita tetap tidak mau mengambilnya sebagai pegangan hidup kita? Sadarlah kita harus tetap istiqomah diantara keduanya tanpa ada pemisahan. Semakin jauh dari keduanya maka kita akan semakin sulit menghadapi ujian yang berat ini.

 

Maka dalam kehidupan sehari-hari ujian ini akan melekat pada aspek ilmu pengetahuan, politik, social, budaya, budaya, pertahanan dan keamanan. Dan ujian bisa menimpa kepada diri sendiri (khusus), keluarga, tetangga, warga, masyarakat, desa/kabilah, bangsa, Negara, sampai umat manusia. Maka sisipkanlah keimanan dan ketaqwan kepada Allah dalam mengahadapi ujian di setiap aspek. Selain dikaji lewat pengetahuan yang bersandarkan Al-Qur’an dan Sunnah, disertai pula referensi kitab para ulama baik kalangan salafush shalih maupun kontemporer, disamping tinjauan pemikiran penulis sendiri yang disadurkan eksperimen dan analisis di lapangan. Buku ini menjembatani pemikiran akan pentingnya memahami ujian dari Allah Ta’ala.