Deskripsi
Judul Buku: Pena Emas untuk Kertas Kehidupan: Sebuah Biografi Rafiuddin Munis Tamar
Penulis: M. Adib Minanurokhim, Abdul Hamid Wahid, Syaifuddin Munis Tamar, Faisol Reza, Mixilmina Munir, Atik Muayati
Cetakan: I, November 2024
vix + 372 hlm; 15.5 x 23 cm
167-jivaloka-publishing
ISBN: (Cetak)
ISBN: (Digital)
Harga: Rp. 130.000,-
SINOPSIS
MELACAK jejak intelektual seorang penulis memang tidak sulit. Apalagi karya-karyanya terdokumentasi secara rapi dalam folder. Hanya saja, untuk menghimpun dokumen-dokumen yang tersembunyi tersebut menjadi satu antologi yang utuh dan terpublikasi dibutuhkan penggerak tersendiri. Dan buku yang diberi judul “Rafiuddin Munis Tamar: Sebuah Biografi Pena Emas untuk Kertas Kehidupan” ini digerakkan oleh kesadaran para sahabat dan keluarga Almarhum Rafiuddin. Sejak itulah, gagasan untuk mempublikasikan karya-karya Almarhum Rafiuddin dirintis hingga berada di tangan pembaca.
Sebagian besar karya-karya Rafiuddin ini sebenarnya sudah tersiar di berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Selain dari klipingan koran-koran dan media internet, kumpulan tulisan dalam buku ini juga bersumber dari dua skripsi dan sebuah tesisnya. Tidak menutup kemungkinan ada beberapa karya yang terlewatkan dari upaya penghimpunan ini.
Perjalanan kepenulisan Rafiuddin, berdasarkan dokumen yang terkumpul di tangan kami, tampak mulai dari pesantren. Tulisannya yang berjudul “Peta Ekonomi Baru” bertarikh 30 Desember 1992. Hal ini menunjukkan bahwa sejak usia 18 tahun Rafiuddin sudah memiliki cakrawala wawasan dan pandangan kritis yang tidak biasa. Judul tulisan yang terbit di koran Surya itu pun selayaknya dibuat seorang pengamat ekonomi senior. Siapa yang menyangka penulis artikel itu baru seorang santri dan sekaligus siswa Madrasah Aliyah di PP Nurul Jadid, Probolinggo. Jika mencermati isi artikel tersebut, sulit dibayangkan kalau penulisnya bukan sarjana ekonomi. Tidak masuk akal jika kemampuan menyampaikan gagasan atau opininya secara tertulis sebagaimana artikel tersebut adalah tulisannya yang pertama. Tentu masih banyak karya-karya sebelumnya, entah itu diterbitkan di majalah dinding pesantren atau pun dibuang begitu saja.
Artikel terakhir Rafiuddin yang terpublikasi berjudul “Politik Minus Moralitas”. Artikel ini tayang di timesindonesia.co.id (Times Indonesia) pada Sabtu, 13 Oktober 2018. Nada tulisannya konsisten kritis dengan kondisi negeri ini. Semangatnya untuk mengawal bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, maju, dan berkeadilan tampaknya tidak pernah surut hingga akhir hayatnya. Wajar, jika para sahabatnya menginginkan karya-karya Rafiuddin yang pernah beredar di berbagai media untuk diterbitkan ulang dalam satu antologi. Tentu, buku ini bukan sekadar menjadi memorabilia. Buku ini masih akan layak untuk dibaca orang-orang yang belum sempat membacanya di media-media masa lalu. Buku ini dapat, menjadi setidaknya lilin jika bukan obor, membakar optimisme masa depan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang adil dan beradab.
Selain berisi karya-karya Rafiuddin, buku ini juga berisi tentang berbagai catatan atas perjalanan hidup Rafiuddin di mata keluarga dan sahabat-sahabatnya. Testimoni ini diharapkan dapat melengkapi pemahaman pembaca atas karya-karya tersebut. Latar belakang penulis ini, walaupun tidak ditulis sebagaimana sebuah biografi, yang dihimpun dari para keluarga dan sahabatnya dapat menjadi petunjuk kecil terbentuknya episteme Rafiuddin.
Oleh karena tema dan genre tulisannya beragam, karya-karya Rafiuddin ini disusun berdasarkan tema dan genrenya untuk memudahkan pembaca. Bagian pertama adalah Jejak Langkah Kehidupan Sang “Pena Emas”. Bagian ini berisi catatan singkat Rafiuddin sebagai orang Bawean, Pegawai Mahkamah Konstitusi, Santri Nurul Jadid, dan sebagai Seorang Adik. Bagian kedua adalah Pemikiran Rafiuddin Tamar Munis dari Berbagai Perspektif. Bagian ini berisi karya-karya Rafiuddin yang dikelompokkan dalam beberapa tema, yaitu: Hukum, Politik, Agama, Ekonomi, Resensi Buku, dan Cerpen. Dan bagian ketiga adalah Kesaksian untuk Seorang Jurnalis-Budayawan. Bagian ini berisi catatan kenangan perjalanan hidup dari keluarga dan sahabat-sahabatnya, baik dari Bawean sebagai tempat lahirnya, Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, maupun sahabat-sahabatnya saat merantau, bekerja, dan menetap di Jakarta.
Tentu buku ini tidak akan terwujud tanpa kerja-kerja sunyi dari berbagai pihak. Untuk itu,ucapanterimakasihyangtakterhinggakepada Mbak Atik Muayati, selaku istri almarhum Rafiuddin, yang bersedia membongkar folder-folder almarhum dan memercayakan kepada kami untuk mewujudkan buku ini. Kami juga berutang banyak kepada mas Ahmad Munandar dan mbak Irma Zuha Attimimi yang tulus ikhlas turut berjibaku menyiapkan berbagai kebutuhan untuk penyusunan buku ini. Tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang tidak tersebutkan namanya satu per satu di sini demi menerbitkan buku ini.
Akhirnya, semoga Allah SWT meridai penerbitan buku ini dan membawa manfaat bagi masyarakat dan warga negara-bangsa Indonesia secara umum dan terkhusus bagi generasi muda pejuang kebenaran dan keadilan. Demikian, sekadar pengantar editor. Selamat membaca, semoga bermanfaat.*
Tim Editor