POLA KOMUNIKASI SUKU ANAK DALAM JAMBI DI TENGAH PLURALITAS SOSIAL

Rp 85.000

Kategori:

Deskripsi

Judul Buku: Pola Komunikasi Suku Anak Dalam Jambi di Tengah Pluralitas Sosial

Penulis: Muhaimin. Penyunting: Diana Rozelin
Cetakan: 1, 2023
vi+ 141 hlm; 14 x 21.5 cm
112-jivaloka-publishing
ISBN:  978-623-8084-52-4 (Cetak)
ISBN:  978-623-8084-53-1 (Digital)
Harga: Rp. 110.000,-

 

Sinopsis

 

Buku ini dimaksudkan untuk menganalisis proses komunikasi Suku Anak Dalam (Orang Rimba) dalam beradaptasi dan membagun identitas mereka di tengah kehidupan  masyarakat luar yang mayoritas Melayu di daerah Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Fenomena Orang Rimba Tinggal (bediom) di pemukiman Trans Swakarsa Mandiri yang berada di lingkungan masyarakat Melayu merupakan hal yang unik, karena mereka harus meninggalkan kebiasaan lama, pola hidup tinggal di hutan berpindah-pindah (nomaden) dengan berburu, meramu, kemudian mereka harus tinggal menetap (bediom) dilingkungan baru, tentu mereka harus menyesuaikan perilaku komunikasinya terhadap kehidupan masyarakat luar.

 

Pembahasan buku ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, sumber informasi riset ini digali dari Suku Anak Dalam (Orang Rimba) yang ada di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi sebagai informan. Data digali melalui wawancara mendalam, observasi lapangan dan mempelajari buku-buku dan catatatan-catatan tentang Orang Rimba. Komunikasi Orang Rimba dalam beradaptasi dengan masyarakat Melayu di Air Hitam ditunjukkan dalam bentuk upaya penyesuaian perilaku komunikasi mereka, cara berbicara, dan penggunaan bahasa menjadi sama dan mirip dengan gaya komunikasi Orang Melayu di Air Hitam.

 

Adaptasi tersebut mereka lakukan melalui identifikasi dan internalisasi sistem budaya masyarakat Melayu, melakukan pembauran dengan struktur sosial masyarakat Melayu. Melakukan pembauran dengan mengikuti kegiatan sosial budaya (social-culture) atau kegiatan adat masyarakat Melayu. Dalam status identitasnya yang minoritas, Orang Rimba berusaha membentuk identitas dirinya dengan cara asimilasi kultural, asimilasi struktural-identifikasional, asimilasi marital, mengadopsi identitas agama, dan mengadopsi identitas nama. Dengan upaya pembauran yang dilakukan tersebut Orang Rimba sebagai etnis minoritas menerima nilai dan sikap dari budaya masyarakat Melayu yang mayoritas. Pada akhirnya, Orang Rimba menjadi diakui sebagai masyarakat Melayu dan mempunyai identitas baru sebagai Orang Rimba yang beragama, beradab, dan berbudaya.

 

======================================================================================================================

Muhaimin, M.I.Kom. lahir di Sungai Gebar Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Pendidikan Sarjana (S1) diperoleh di Universitas Jambi, dan Pascasarjana (S2) di Program Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Saat ini sedang menempuh studi S3 di Program Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada angkatan tahun 2021. Penulis merupakan Dosen Tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nurdin Hamzah, Jambi. Karya-karya ilmiah penulis, di antaranya: Melangun: Worldview of Orang Rimba (Preserving the Local Wisdom in Air Hitam Sarolangun – Jambi), dan  Komunikasi Orang Rimba Dalam Beradaptasi Dan Membangun Identitas (Studi Fenomenologi Pada Etnis Minoritas di Air Hitam Sarolangun – Jambi) keduanya di Jurnal PPS Universitas Sebelas Maret Surakarta (2012). Komunikasi Kebijakan Publik dalam membatasi penggunaan kantong plastik di Kota Jambi (Jurnal Muqodimah UM Tapanuli Selatan, 2020). Pengembangan Potensi Wisata Kearifan Lokal Berbasis Brand Destinasi Pada Situs Orang Kayo Hitam (Jurnal Komunikasi Universitas Truno Joyo Madura, 2021). Buku Manajemen Komunikasi Organisasi diterbitkan oleh Penerbit Insania (2022). Penulis dapat dijumpai melalui email: muhaimindjuaini@gmail.com.